JAKARTA: Pertemuan selama tiga antara Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum Parti Demokrasi Indonesia – Perjuangan (PDI-P), Megawati Sukarnoputeri di Istana Merdeka, di sini, pada hujung minggu lalu dilihat terarah kepada perbicangan mengenai Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Pemerhati politik dari Universiti Paramadina, Ahmad Khoirul Umam berpendapat, besar kemungkinan juga, pertemuan antara Jokowi dan Megawati berhubung cadangan menggandingkan Gabenor Jawa Tengah, Ganjar Pranowo atau Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Puan Maharani dengan Ketua Umum Parti Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto.

"Di kesempatan itu, besar kemungkinan Jokowi berbincang dengan cadangan calon Presiden dan calon Naib Presiden iaitu Prabowo-Ganjar, Ganjar-Prabowo atau Prabowo-Puan kepada Megawati sebagai pemilik hak veto politik dalam pencalonan Presiden 2024 akan datang,” kata Umam seperti dilaporkan portal berita Kompas.

Terdahulu, Setiausaha Agung PDI-P, Hasto Kristiyanto berkata, pertemuan Jokowi-Megawati itu membahas pelbagai persoalan bangsa yang sedang terjadi.

"Pertemuan kedua pemimpin membahas berbagai persoalan bangsa, termasuk membangun kesefahaman terhadap arah masa depan," ujar Hasto dalam kenyataan yang dikeluarkan pada Sabtu.

Menurut Hasto, kedua-dua tokoh itu membicarakan agenda strategis berkait dasar luar negera dan tentangan geopolitik.

Dalam pertemuan itu, dibahas bagaimana agar penguasaan ilmu pengetahuan, kajian dan inovasi berupaya ditingkatkan serta mewujudkan kedaulatan makanan.

Namun begitu, pertemuan itu juga, jelas beliau, tidak terlepas daripada membahas hal yang paling penting di tahun politik iaitu pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

"Dalam pertemuan tersebut tentu saja dibahas berbagai hal penting terkait dengan pelaksanaan Pemilu 2024," katanya lagi.